April 29, 2011

SIAPAKAH TALEBAN AFGHANISTAN


taleban_447797aGerakan Islam garis keras Taleban dalam beberapa tahun bangkit kembali sebagai pasukan tempur dan ancaman utama pemerintah Afghanistan.
Setelah disingkirkan dari tampuk kekuasaan tahun 2001, Taleban semakin dirasakan keberadaanya melalui aksi-aksi gerilya terhadap Pasukan Bantunan Keamanan Internasional pimpinan NATO, Isaf, yang menewaskan sejumlah besar tentara dan warga sipil.

Meski kelompok ini juga kehilangan sejumlah besar anggota dalam serangan terpadu pasukan internasional dan Afghanistan, serangan-serangan Taleban semakin sering dalam kuantitas dan kualitas.
Sebagaian besar kekerasan terjadi di selatan dan timur Afghanistan, namun Taleban, yang didukun goleh al-Qaeda, juga mingkatkan serangan di hampir seluruh propinsi negara ini.
Pasukan pemerintah dan internasional menghadapi masalah besar dalam menghancurkan kegiatan kelompok ini diwilayah kesukuan tak bertuan di daerah perbatasan Afghanistan dan Pakistan.
Para pengamat mengatakan Taleban mungkin tidak berhasil menambah atau mempertahankan daerah kekuasaan,namun jika kelompok ini masih bisa menarik para pejuang yang dipersenjatai lengkap tanpa ada pertanda patah arang keamanan akan terus memburuk.
Taleban pertama kali dikenal pada awal tahun 1994.
Pemimpinnya adalah ulama desa, Mullah Mohammad Omar, yang kehilangan mata kanannya dalam pertempuran melawan pasukan pendudukan Uni Soviet tahun 1980 an.
Sasaran mereka adalah pemimpin setempat yang saling bertikai yang dikenal sebagai kaum mujahidin yang berhasil mengusir tentara Uni Soviet dari negara itu.
Janji Taleban adalah menegakkan perdamaian dan keamanan serta menerapkan Shariah atau hukum Islam jika kelompok ini berkuasa.
Warga Afghanistan yang khawatir dengan kekuasaan dan pertikaian mujahidin secara umum tadinya menyambut Taleban.
Popularitas awal mereka disebabkan oleh keberhasilan menghapus korupsi, mengatasi situasi tanpa hukum dan membangun jalan sementara wilayah yang mereka kuasa berkembang secara ekonomi.
Dari tempat kelahirannya di propinsi Kandahar, Afghanistan barat daya, Taleban dengan cepat memperluas pengaruhnya.
Bulan Septemberi 1995 kelompok ini berhasil merebut propinsi Herat yang berbatasan dengan Iran.
Satu tahun kemudian, Taleban berhasil merebut Kabul setelah menyingkirkan rejim Presiden Burhanuddin Rabbani dan menteri pertahanannya Ahmed Shah Masood.
Pada tahun 1998, Taleban berhasil menguasai 90% wilayah Afghanistan.
Fakta kebangkitan Taleban masih menjadi perdebatan yang kontroversial.
Meski berulangkali membantah, Pakistan dipandanga sebagai arsitek kelompok Taleban.
Kecurigaan muncul sejak awal ketika Taleban bergerak menyelamatkan iring-iringan Pakistan yang terdampar di Kandahar setelah diserang dan dirampok oleh kelompok-kelompok mujahidin saingannya.
Kebanyakan warga Afghanistan yang bergabung ke dalam Taleban dididik di madrasah-madrasah Pakistan.
Pakistan adalah satu dari tiga negara, bersama dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang mengakui rejim Taleban.
Negara ini juga menjadi yang terakhir memutuskan hubungan diplomatik dengan Taleban.
Amerika menekan Pakistan melakukan itu setelah serangan 11 September 2001 ke New York dan Washington.
Anggota Taleban berasal dari suku Pashun, kelompok etnis mayoritas di Afghanistan, dan juga Propinsi Garis Depan Barat Daya (NWFP) dan Balochistan di wilayah Pakistan.
Bahkan sekarang pun kebangkitan Taleban ini mendapat simpati besar dari warga Pasthun di Pakistan.
Sebagian pemimpin kelompok ini yang dicari aparat bisa berlindung di wilayah perbatasan yang luas dan sulit di NWPF, Balochistan dan wilayah kesukuan yang semi otonomi.
Setelah berkuasa, Taleban menerapkan pemerintahan yang keras yang tidak menerima oposisi terhadap kebijakan garis kerasnya.
Hukuman sesuai Islam – seperti eksekusi terbuka bagi pembunuh dan pelaku perselingkuhan, dan amputasi bagi mereka yang dinyatakan bersalah mencuri – diterapkan di negara itu.
Televisi, musik dan bioskop dilarang setelah dianggap mendorong perilaku tak senonoh.
Anak perempuan berusia 10 tahun ke atas dilarang sekolah – wanita karir diperintahkan tinggal di rumah.
Kaum pria diwajibkan memelihara janggut dan wanita harus mengenakan burqa yang menutup seluruh tubuh dari kepala hingga kaki.
Polisi agama Taleban dikenal kejam karena memastikan penerapan pembatasan-pembatasan itu.
Kebijakan Taleban, terutama menyangkut hak asasi dan hak wanita, juga membuat kelompok ini bertikai dengan masyarakat internasional.
Tetapi satu hal yang membuat kelompok ini terlibat dalam pertikaian lebih besar adalah langkah Taleban menjadi tuan rumah bagi Osama Bin Laden dan gerakan al-Qaedanya.
Pemboman kedutaan besar Amerika di Kenya dan Tanzania bulan Agustus 1998, yang menewaskan lebih dari 225 orang, mendorong Washington menghadapkan Taleban dengan satu pilihan sulit.
Amerika medesak Taleban mengusir Bin Laden, yang dianggap Amerika bertanggungjawab atas pemboman itu dan juga serangan-serangan lain, jika tidak akan ada konsekuensinya.
Ketika Taleban menolak menyerahkan tamu asal Arab Saudi itu, Presiden Bill Clinton memerintahkan satu serangan rudal ke kamp Bin Laden di Afghanistan selatan.
Sebagai hukuman tambahan, Amerika berhasil meminta Dewan Keamanan PBB menerapkan sanksi pada Afghanistan yang diperintah Taleban tahun 1999.
Sanki PBB lebih keras diterapkan tahun 2001 dalam upaya memaksa Taleban menyerahkan Bin Laden.
Sanksi dan penolakan menyerahkan kursi Afghanistan di PBB ke Taleban, membuat rejim ini semakin terisolasi secara politik dan diplomatik.
Hal itu juga mendorong Taleban untuk lebih melaksanakan agenda yang lebih fundamentalis dan menutup diri.
Contohnya, Taleban tetap menghancurkan patung Budha Bamiyan yang terkenal di Afghanistan tengah meski dunia internasional marah.
Peristiwa 11 September 2001 menjadi titik awal berakhirnya kekuasaan Taleban di Afghanistan.
Amerika mengulangi lagi tuntutan agar Taleban menyerahkan Bin Laden untuk diadili dengan dakwaan menjadi otak dibalik serangan di wilayahnya.
Namun kembali Taleban membela Bin Laden dan menolak mengusirnya.
Pada tanggal 7 Oktober 2001, koalisi pimpinan Amerika melakukan serangan militer ke Afghanistan dan di minggu pertama bulan Desember rejim Taleban pun tersingkir.
Mullah Omar dan sebagian besar para pemimpin senior Taleban, bersama dengan Bin Laden, selamat dari serangan Amerika itu.
Mulah Omar dan sebagian besar sekutunya berhasil menghindari upaya penangkapan dan diyakini memimpin kebangkitan kelompok Taleban.
Aksi mundur Taleban ini membuat kelompok itu meminimalkan korban jiwa dan juga kerugian material.
Akan tetapi, akibat perbedaan dalam strategi dan juga gaya kepemimpinan diktator Mullah Omar membuat sejumlah anggota Taleban keluar atau memutuskan untuk tidak lagi aktif.

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...