INFO HARIAN- Apakah arti bersyukur itu? Banyak orang tidak mengerti apa itu bersyukur,
manfaat bersyukur. Sebelum dibahas lebih jauh ada sepenggal cerita mengenai
bersyukur. Cerita ini mengenai seorang majikan dan sopir pribadinya.
Suatu pagi seorang direktur akan berangkat ke kantor diantar oleh supir
pribadi seperti hari-hari biasanya.
Setelah selesai bersiap-siap direktur itu bergegas menuju ke mobil pribadinya yang dari pagi sudah disiapkan oleh supir pribadinya. Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada supir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si supir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai" Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan."Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Setelah selesai bersiap-siap direktur itu bergegas menuju ke mobil pribadinya yang dari pagi sudah disiapkan oleh supir pribadinya. Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada supir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si supir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai" Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan."Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Seorang
pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai,
setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur.
Ada
dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering
memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan
pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang.
Tentunya
boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa
inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan
berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling
Anda, lihatlah orang-orang disekitar anda yang hidupnya tidak sebaik anda,
pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
Ada
cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli
sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang
yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti
mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal
kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih
beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih
tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Saya
ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya
dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah.
Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap
mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya.
Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya.
Saya
menjadi gemar berganta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan
saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya
lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada
habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya
sangat menikmati pekerjaan saya.
Ada
cerita tentang saudara kita yang hidupnya diberatkan karena hutang, bukan
karena kebutuhan hidup yang membuat dia berhutang, tetapi ketidak-mampuannya
menahan hawa nafsu untuk memiliki barang. Sudah memiliki motor, ingin membeli
motor baru, walaupun cicilan kreditnya cukup besar, membeli TV baru dengan
alasan TV yang lama sudah kuno. Dan banyak lagi demi gengsi atau demi sekedar
kepuasan semata. Tetapi sekarang hidupnya selalu susah dan diberatkan oleh
hutang. Hutang yang satu ditutup dengan hutang lainnya. Akhirnya hidupnya
menjadi susah, ingin bekerja susah, ingin ngaji juga susah karena hutangnya
sudah banyak dimana-mana. Semoga kita dijauhkan dari beratnya hutang.
Hidup
akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu
bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Bersyukur dapat membuat hidup
kita lebih tentram.
sumber : http://warmada.staff.ugm.ac.id/Life/nikmathidup.html
0 comments:
Post a Comment